Selompret berasal dari kebudayaan Arab-Persia (surnai, yang umumnya yang menjadi serunai di Nusantara,khusus nya di Sumatra atau saronen di Madura dan Jawa timur),tetapi seperti yang telah di buktikan dengan ada nya selompret di Jawa pada jaman Hindu juga di bali dan di tanah Batak, alat itu diterima oleh beberapa suku bangsa Non-muslim di Nusantara.
Instrumen itu berbentuk kerucut dari bahan kayu jati dengan enam lubang berderet di depan dan satu lubang di belakang.Sebuah gelang kecil yang terbuat dari kuningan (Konengan : Madura)
mengaitkan bagian bawah dengan bagian atas yang terbuat dari baja tahan karat (pesse pote).ujung nya (rakara) terbuat dari kayu siwalandan menjepit lidah ganda nya (pepet) dari sepat atau dari daun pohon siwalan (tarebung) pada pangkal di tambah sebuah sayap yang terbuat dari tempurung kelapa (petok) yang tampak sepeti pemain pada pemain yang sedang meniupnya.
Di Madura orkes saronen di kaitkan dengan sapi ( pada waktu karapan sapi atau pada pertandingan kecantikan sapi betina)dengan kuda (untuk upacara ritual di makam keramat atau untuk pesta perkawinan),dengan beberapa acara ritual tertentu (klono’)