- Tanaman jambu air camplong hanya ditemukan di daerah
SampangMadura pada pekarangan atau kebun. Tanaman ini mampu memberi
penghasilan yang cukup, meski diusahakan dengan teknologi budi daya yang
sangat sederhana. Jika ditanam dengan teknologi budi daya yang lebih
baik, dipastikan produksi buah jauh meningkat.
- Jambu air camplong merupakan salah satu buah unggulan daerah
Jawa Timur. Sentra produksinya adalah Kabupaten Sampang
- Madura.
Pangsa pasarnya cukup besar sehingga pengusahaan tanaman ini mampu
memberikan pendapatan yang layak bagi petani.
- Jambu air camplong telah dilepas oleh pemerintah sebagai
varietas unggul melalui SK Mentan No. 40/Kpts/TP.240/I/97. Keunggulan
dari jambu air camplong adalah warna buah menarik (putih mengkilat),
daging buah tebal, rasa manis dan segar, tidak berbiji, serta bobot
rata-rata 80-100 g/buah. Produksi buah bersifat musiman, sehingga panen
raya terjadi setahun sekali yaitu pada bulan Juli- Agustus. Zona
agroekologi jambu air camplong adalah daerah beriklim agak kering,
dataran rendah dengan zona II ay. Berdasarkan data statistik Dinas
Pertanian Jawa Timur, populasi tanaman jambu air camplong di Kabupaten
Sampang pada tahun 1994 sebanyak 26.320 pohon dengan produksi 4.237
ton/musim. Pada tahun 1996 produksinya meningkat menjadi 7.700 ton
- dengan harga jual sekitar Rp2.500-Rp5.000/kg. Dari produksi tersebut
jambu air camplong memberikan kontribusi sekitar Rp9,5 miliar setiap
musim panen, sehingga pada tahun 1997/1998 pemerintah daerah Kabupaten
Sampang mengembangkannya dengan menaman 8.000 pohon. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Timur telah melakukan pengkajian sistem usaha
tani jambu air camplong sejak tahun 2000 dengan mengintroduksikan
rakitan teknologi budi daya. Umumnya petani jambu air camplong hanya
memberi pupuk kandang setiap tahun dengan takaran 15 kg/pohon untuk
tanaman berumur lebih dari 9 tahun. Rakitan teknologi budi daya untuk
tanaman dengan umur yang sama adalah pemberian pupuk kandang 30
kg/pohon, Atonik 1 ml/ air/pohon, pupuk daun 5 ml/10 l air/ pohon, serta
pemupukan ZA 200 g, SP-36 40 g, KCl 300 g per pohon dan boraks 20
g/pohon. Penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan persentase
munculnya bunga tiap pohon hingga 88% sehingga produksi meningkat 10,9%
daripada pemberian pupuk kandang saja. Jika menerapkan rakitan teknologi
budi daya dengan pemberian bokhasi 10 kg/pohon,
- Atonik 1 ml/l air/pohon, pupuk daun 5 ml/10 l air/pohon dan
pemupukan ZA 200 g, SP-36 400 g , KCl 600 g per pohon serta boraks 20 g/
pohon, persentase munculnya bunga meningkat 151,2% dan produksi 35,6%
daripada jika tanaman hanya diberi pupuk kandang saja
Umur tanaman : 10 tahun
Tinggi tanaman : 10-12 m
Bentuk buah : Buah sejati tunggal
Warna kulit buah : Kerucut dengan 4 buah cangap di bagian ujung
Warna daging buah : Putih mengkilap
Rasa buah : Manis segar
Aroma buah : Lemah
Panjang buah : 4,3-6,2 cm
Diameter buah : 4,9-6,1 cm
Jumlah buah per tandan : 1-5 buah
Tangkai buah : 1,3-2,6 cm
Tekstur daging buah : Renyah
Kandungan air : 89,07%
Berat buah/buah : 65,5-100,7 g
Persentase daging buah : 95%
yang dapat dimakan
Jumlah biji : Tidak berbiji
Produksi per pohon/tahun : 300-800 kg