Sabtu, 08 Juni 2013

Jambu Air Khas Madura

      Tanaman jambu air camplong hanya ditemukan di daerah SampangMadura pada pekarangan atau kebun. Tanaman ini mampu memberi penghasilan yang cukup, meski diusahakan dengan teknologi budi daya yang sangat sederhana. Jika ditanam dengan teknologi budi daya yang lebih baik, dipastikan produksi buah jauh meningkat.

      Jambu air camplong merupakan salah satu buah unggulan daerah Jawa Timur. Sentra produksinya adalah Kabupaten Sampang

      Madura. Pangsa pasarnya cukup besar sehingga pengusahaan tanaman ini mampu memberikan pendapatan yang layak bagi petani.


      Jambu air camplong telah dilepas oleh pemerintah sebagai varietas unggul melalui SK Mentan No. 40/Kpts/TP.240/I/97. Keunggulan dari jambu air camplong adalah warna buah menarik (putih mengkilat), daging buah tebal, rasa manis dan segar, tidak berbiji, serta bobot rata-rata 80-100 g/buah. Produksi buah bersifat musiman, sehingga panen raya terjadi setahun sekali yaitu pada bulan Juli- Agustus. Zona agroekologi jambu air camplong adalah daerah beriklim agak kering, dataran rendah dengan zona II ay. Berdasarkan data statistik Dinas Pertanian Jawa Timur, populasi tanaman jambu air camplong di Kabupaten Sampang pada tahun 1994 sebanyak 26.320 pohon dengan produksi 4.237 ton/musim. Pada tahun 1996 produksinya meningkat menjadi 7.700 ton

      dengan harga jual sekitar Rp2.500-Rp5.000/kg. Dari produksi tersebut jambu air camplong memberikan kontribusi sekitar Rp9,5 miliar setiap musim panen, sehingga pada tahun 1997/1998 pemerintah daerah Kabupaten Sampang mengembangkannya dengan menaman 8.000 pohon. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur telah melakukan pengkajian sistem usaha tani jambu air camplong sejak tahun 2000 dengan mengintroduksikan rakitan teknologi budi daya. Umumnya petani jambu air camplong hanya memberi pupuk kandang setiap tahun dengan takaran 15 kg/pohon untuk tanaman berumur lebih dari 9 tahun. Rakitan teknologi budi daya untuk tanaman dengan umur yang sama adalah pemberian pupuk kandang 30 kg/pohon, Atonik 1 ml/ air/pohon, pupuk daun 5 ml/10 l air/ pohon, serta pemupukan ZA 200 g, SP-36 40 g, KCl 300 g per pohon dan boraks 20 g/pohon. Penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan persentase munculnya bunga tiap pohon hingga 88% sehingga produksi meningkat 10,9% daripada pemberian pupuk kandang saja. Jika menerapkan rakitan teknologi budi daya dengan pemberian bokhasi 10 kg/pohon,

    Atonik 1 ml/l air/pohon, pupuk daun 5 ml/10 l air/pohon dan pemupukan ZA 200 g, SP-36 400 g , KCl 600 g per pohon serta boraks 20 g/ pohon, persentase munculnya bunga meningkat 151,2% dan produksi 35,6% daripada jika tanaman hanya diberi pupuk kandang saja
Asal : Desa Camplong (Sampang Madura)
Umur tanaman : 10 tahun
Tinggi tanaman : 10-12 m
Bentuk buah : Buah sejati tunggal
Warna kulit buah : Kerucut dengan 4 buah cangap di bagian ujung
Warna daging buah : Putih mengkilap
Rasa buah : Manis segar
Aroma buah : Lemah
Panjang buah : 4,3-6,2 cm
Diameter buah : 4,9-6,1 cm
Jumlah buah per tandan : 1-5 buah
Tangkai buah : 1,3-2,6 cm
Tekstur daging buah : Renyah
Kandungan air : 89,07%
Berat buah/buah : 65,5-100,7 g
Persentase daging buah : 95%
yang dapat dimakan
Jumlah biji : Tidak berbiji
Produksi per pohon/tahun : 300-800 kg
back to top